PIALA DUNIA

Piala Dunia 2018 Imigran Sempat Jadi Sorotan Tahun 2022 Kembali Terulang

piala dunia 2018 imigran - Ekings

Piala Dunia 2018 Imigran Sempat Jadi Sorotan Tahun 2022 Kembali Terulang. Pada Piala Dunia 2018 imigran dari beberapa negara benua Afrika dan Asia sangat menikmati pertandingan. Rusia sebagai tuan rumah sudah menyiapkan laga semaksimal mungkin.

Acara tersebut berlangsung sangat meriah. Salah satu yang jadi sorotan adalah kehadiran para pengungsi dari Suriah, Afghanistan, Pantai Gading dan beberapa negara lainnya.

Hal ini menjadi upaya Rusia untuk menampilkan keterbukaan mereka dengan tidak mentoleransi diskriminasi atau xenophobia.

Alexei Smertin selaku inspektur anti diskriminasi asal Rusia juga ikut hadir dan bermain dalam acara tersebut.

Svetlana Gannushkina selaku advokat imigran sekaligus kepala komite bantuan sipil juga menyatakan jika acara Piala Dunia menjadi perhatian setelah banyak masalah berdatangan.

Banyak imigran yang belum mendapatkan status resmi sebagai pengungsi meski sudah mendaftar. Jadi pihak berwenang kala itu langsung mendapat tuntutan untuk memberi status sebagai pengungsi resmi bagi para imigran.

Meski demikian para imigran tetap menikmati acara yang terselenggara. Hal tersebut sangat menyenangkan sekaligus membawa suka cita.

Piala Dunia 2018 Imigran Jadi Pelajaran

Kasus imigran yang tak memiliki status pengungsi resmi harus jadi pelajaran di Piala Dunia FIFA 2022. Banyak imigran yang datang dan bekerja di Qatar sepanjang pembuatan stadion.

Pembuatan stadion di Piala Dunia memang jadi permasalahan yang menuai kontroversi. Pekerja imigran kabarnya tidak mendapat gaji yang layak serta jam kerja yang melebihi batas.

Hal ini menandakan jika sejak 2018 kasus para imigran ini kesejahteraannya kurang terjamin. Nampak jika mereka kurang mendapat perhatian baik sebagai penonton juga saat jadi pekerja.

Satu hal yang tak terlupakan lainnya adalah para pekerja imigran di Qatar banyak yang meninggal dunia. Cuaca ekstrim Qatar membuat para pekerja yang tidak punya fisik kuat akhirnya meninggal dunia.

Qatar selaku tuan rumah mendapat catatan kelam atas kejadian ini. Bahkan ada yang menyatakan jika Piala Dunia 2022 menjadi Piala Dunia berdarah.

Kasus imigran dua edisi Piala Dunia selalu menjadi perhatian. Meski dalam konteks yang berbeda namun akan lebih baik jika nasib para imigran ini lebih diperhatikan.

Terlebih pada Piala Dunia 2018 imigran yang belum mendapat status pengungsi tetap. Mereka masih was-was bahkan ketika menonton pertandingan.

Sangat menjanjikan jika main betting di situs Ekingsindo. Sebab seorang pemula pun bisa merasakan keuntungan, terutama yang berasal dari promo seperti welcome bonus 150% slot.

Baca Juga : Piala Dunia 2014 Jerman Pernah Berjaya Lawan Messi Cs

Leave a Reply